tag:blogger.com,1999:blog-85340800745103061162024-03-13T23:51:47.605+07:00Reforma AgrariaReforma Agrariahttp://www.blogger.com/profile/03951670218730397991noreply@blogger.comBlogger80125tag:blogger.com,1999:blog-8534080074510306116.post-33520416651436531222013-11-24T03:31:00.000+07:002013-11-24T03:34:11.362+07:00Diskusi Bulanan. Sabtu, 23 November 2013: "Pandangan dan Posisi Kaum Tani Terhadap Pemilu 2014"<iframe height="360" src="http://s1176.photobucket.com/user/sumedangstnprm/embed/slideshow/Diskusi%20bulan%20November%202013" width="600"></iframe>Reforma Agrariahttp://www.blogger.com/profile/03951670218730397991noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8534080074510306116.post-8505322641288286432013-09-25T18:44:00.000+07:002013-09-27T19:25:36.774+07:00Rekomundasi DPRD Kabupaten Sumedang. Senin, 24 September 2013.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-cKWh-9KGXQQ/UkVveAwFOmI/AAAAAAAAAjY/r7QzXh1D3RE/s1600/D001.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-cKWh-9KGXQQ/UkVveAwFOmI/AAAAAAAAAjY/r7QzXh1D3RE/s1600/D001.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-RrCjCjhY4Eo/UkV5FqJP-rI/AAAAAAAAAjo/62mAy2cjJ4c/s1600/D002.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-RrCjCjhY4Eo/UkV5FqJP-rI/AAAAAAAAAjo/62mAy2cjJ4c/s1600/D002.jpg" /></a></div>
<br />Reforma Agrariahttp://www.blogger.com/profile/03951670218730397991noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8534080074510306116.post-86374911902895432812013-09-24T01:51:00.000+07:002013-10-19T02:25:17.655+07:00Pendudukan DPRD Sumedang. Senin, 23 September 2013<div style="text-align: right; width: 600px;">
<embed flashvars="rssFeed=http%3A%2F%2Ffeed1176.photobucket.com%2Falbums%2Fx328%2Fsumedangstnprm%2FPendudukan%2520DPRD%2520Sumedang%2Ffeed.rss" height="360" src="http://pic2.pbsrc.com/flash/rss_slideshow.swf" type="application/x-shockwave-flash" width="600" wmode="transparent"></embed></div>
Reforma Agrariahttp://www.blogger.com/profile/03951670218730397991noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8534080074510306116.post-3328868894333010072013-09-17T02:27:00.000+07:002013-09-21T03:12:08.751+07:00surat kabar Reforma Agraria. Edisi September Thn. III 2013<div class="issuuembed" data-configid="6930306/4920834" style="height: 186px; width: 525px;">
</div>
<script async="true" src="//e.issuu.com/embed.js" type="text/javascript"></script>Reforma Agrariahttp://www.blogger.com/profile/03951670218730397991noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8534080074510306116.post-19900126040447070282013-09-15T02:43:00.000+07:002013-09-17T03:37:46.701+07:00Saresehan STN-PRM Desa Sukamenak; Persoalan dan jalan keluar konflik agraria Waduk Jatigede? Saptu, 14 September 2013<div style="text-align: right; width: 600px;">
<embed flashvars="rssFeed=http%3A%2F%2Ffeed1176.photobucket.com%2Falbums%2Fx328%2Fsumedangstnprm%2FSaresehan%2520STN-PRM%2520Desa%2520Cibogo%2FSaresehan%2520STN-PRM%2520Sukamenak%2Ffeed.rss" height="360" src="http://pic2.pbsrc.com/flash/rss_slideshow.swf" type="application/x-shockwave-flash" width="600" wmode="transparent"></embed></div>
Reforma Agrariahttp://www.blogger.com/profile/03951670218730397991noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8534080074510306116.post-68978421078383381402013-09-08T01:12:00.000+07:002013-09-17T03:37:12.983+07:00Saresehan STN-PRM Desa Cibogo; Persoalan dan jalan keluar konflik agraria Waduk Jatigede? Minggu, 8 September 2013<div style="text-align: right; width: 600px;">
<embed flashvars="rssFeed=http%3A%2F%2Ffeed1176.photobucket.com%2Falbums%2Fx328%2Fsumedangstnprm%2FSaresehan%2520STN-PRM%2520Desa%2520Cibogo%2Ffeed.rss" height="350" src="http://pic2.pbsrc.com/flash/rss_slideshow.swf" type="application/x-shockwave-flash" width="600" wmode="transparent"></embed></div>
Reforma Agrariahttp://www.blogger.com/profile/03951670218730397991noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8534080074510306116.post-71158209136338058962013-08-27T04:06:00.000+07:002013-08-31T04:09:50.283+07:00Siaran Pers: Hentikan Kekerasan serta Bebaskan Aktivis Agraria dan Petani Indramayu<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8534080074510306116" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><a href="http://1.bp.blogspot.com/-7LZQFLPVA7c/UiEJ_vRBZYI/AAAAAAAAAiU/X_l5Pf_TDLQ/s1600/Logo-KPA_Resmi-300x151.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="100" src="http://1.bp.blogspot.com/-7LZQFLPVA7c/UiEJ_vRBZYI/AAAAAAAAAiU/X_l5Pf_TDLQ/s200/Logo-KPA_Resmi-300x151.png" width="200" /></a></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8534080074510306116" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><span style="background-color: white; color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Jakarta-KPA/Selasa 27 Agustus 2013: Kekerasan terhadap kaum tani dan aktivis agraria kembali terjadi di Indramayu, Jawa Barat. Pada Minggu 25 Agustus 2013,</span><span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #37404e; display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">saat melakukan aksi penolakan pembangunan Waduk Bubur Gadung ratusan petani dari Serikat Petani Indramayu (STI) mendapatkan intimidasi dan serangan fisik dari preman. Bahkan ada 30 masa kaum tani STI yang hendak menyusul dalam perjalanan menuju lokasi konflik agraria untuk bergabung mempertahankan tanah garapan petani turut mendapat kekerasan dari preman. 30 petani tersebut mendapatkan lemparan batu, bongkahan kayu serta pukulan oleh para preman yang mengaku sebagai petani. Puluhan Preman juga melakukan aksi penyisiran hingga ke rumah-rumah penduduk hingga menimbulkan ketakutan dari warga masyarakat. Bagi petani yang kedapatan sedang bersembunyi langsung dipukuli dan diseret membabi buta Kekerasan oleh preman terhadap petani juga terjadi pada belasan petani lain yang juga hendak bergabung bersama ratusan petani lainnya, yaitu tepat di depan Kantor Kepala Desa Loyang. Sementara aparat kepolisian yang berjaga di lokasi tersebut melakukan pembiaran atas kekerasan yang dialami oleh petani Indramayu.</span></div>
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline;"><span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></span></div>
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline;">
<span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
Mendengar berita bahwa sesama petani diintimidasi dan dianiyaya oleh oknum preman, ratusan massa tani yang telah berada di lokasi sengketa pembangunan Waduk Bubur Gadung menjadi geram hingga menimbulkan terbakarnya 1 Eskavator di lokasi kejadian.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
Tak lama kemudian ratusan Polisi menyerbu petani dengan peluru karet dan gas air mata sehingga masa berhamburan, untuk menyelamatkan diri, namun lagi—lagi aparat menggunakan cara-cara kekerasan. Puluhan petani berlarian dipukuli dan diseret sehingga mengalami luka-luka. Parahnya lagi petani yang tidak mengikuti aksi tapi melintas di daerah tersebut turut menjadi sasaran kebrutalan aparat dan preman. Setidaknya 49 sepeda motor petani juga turut dirusak oleh preman dan aparat kepolisian.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
Tidak sampai di situ saja, bahkan polisi telah menetapkan 5 orang petani sebagai tersangka diantaranya Wajo, Rohman, Hamzah Fansuri dan Rozak yang merupakan Sekretaris Jenderal Serikat Tani Indramayu dan Dewan Nasional Konsorsium Pembaruan Agraria Regional Jawa Bagian Barat. Tercatat ada 22 orang petani luka parah dan lainya luka ringan akibat kekerasan terhadap petani Indramayu yang mempertahankan tanahnya dari penggusuran proyek Waduk Bubur Gadung. Berikut adalah nama-nama korban luka berat:</div>
</span><span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
1. Alam (Luka bagian rahang)</div>
</span><span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
2. Mulya (luka bagian kepala)</div>
</span><span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
3. Kiwang (Luka Bagian Kepala)</div>
</span><span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
4. Karto (luka bagian pelipis)</div>
</span><span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
5. Taryana (luka bagian pelipis)</div>
</span><span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
6. Wartina (luka bagian pelipis)</div>
</span><span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
7. Warja (Pelipis mata bengkak)</div>
</span><span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
8. Ikin (Telinga Sobek)</div>
</span><span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
9. Maman (Luka bagian kepala)</div>
</span><span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
10. Masdira</div>
</span><span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
11. Rawan</div>
</span><span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
12. Atam</div>
</span><span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
13. Ratib</div>
</span><span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
14. Supandi</div>
</span><span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
15. Untung</div>
</span><span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
16. Hasan</div>
</span><span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
17. Rohman</div>
</span><span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
18. Rudi</div>
</span><span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
19. Petot</div>
</span><span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
20. Surnata</div>
</span><span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
21. Ita</div>
</span><span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
22. Kanta</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
Atas Kejadian tersebut, Konsorsium Pembaruan Agraria menyatakan:</div>
<div style="text-align: justify;">
<ol>
<li>Mengutuk keras tindakan kekerasan dan intimidasi preman dan aparat kamanan terhadap petani di Indramayu yang selama ini mempertahankan tanah garapannya.</li>
<li>Segera membebaskan 5 orang aktivis agraria dan petani karena bentuk kriminalisasi kaum tani tidak akan mampu meredam konflik agraria yang terjadi di seluruh penjuru tanah air.</li>
<li>Menolak pembangunan waduk Bubur Gadung karena merampas lahan garapan petani yang selama ini menggantungkan hidupnya dari bercocok tanam dan kegiatan pertanian lainnya.</li>
<li>Mendesak agar pemerintah segera menyelesaikan konflik agraria secara menyeluruh melalui pelaksanaan reforma agraria dan pembentukan peradilan pertanahan sebagai jalan terwujudnya keadilan atas tanah bagi seluruh rakyat Indonesia.</li>
</ol>
</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
Iwan Nurdin</div>
</span><span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
Sekretaris Jenderal Konsorsium Pembaruan Agraria (081229111631)</div>
</span><span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
---------</div>
</span><span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
Rojak </div>
</span><span style="color: #37404e; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;">
Sekretaris Jenderal Serikat Tani Indramayu (081947264864)</div>
</span></span>Reforma Agrariahttp://www.blogger.com/profile/03951670218730397991noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8534080074510306116.post-2079742225488475762013-08-22T17:00:00.000+07:002013-09-01T17:07:26.031+07:00PERNYATAAN PENOLAKAN SELURUH RAKYAT KORBAN BENDUNGAN JATIGEDE TERHADAP RENCANA PENGGENANGAN BENDUNGAN JATIGEDE 1 OKTOBER 2013<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Semua permasalahan konflik agraria
di Indonesia adalah tanggungjawab negara, termasuk penyelesaian konflik agraria
pembangunan Bendungan Jatigede yang sampai sekarang rakyat korban pembangunan
Bendungan Jatigede masih disengsarakan atas perampasan alat-alat produksi yaitu
tanah milik yang merupakan warisan termasuk benda-benda di atasnya. Alat
produksi berupa tanah milik kaum tani di wilayah rancana Bendungan Jatigede
merupakan sumber utama bagi kelangsungan hidup untuk kesejahteraan seluruh
petani di wilayah rencana Bendungan Jatigede. <i><o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menjadi mendesak dan pentingnya
menyelesaikan persoalan konflik agraria Bendungan Jatigede demi keadilan
seluruh rakyat korban konflik agraria Bendungan Jatigede khususnya, kami Seluruh
Rakyat Korban Bendungan Jatigede menyatakan dengan tegas: <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<ul style="margin-top: 0cm;" type="disc">
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menolak dilaksanakannya penggenangan pada 1 Oktober
2013, sebelum konflik agraria pembangunan Bendungan Jatigede selesai.
Apabila pemerintah memaksakan kehendak, seluruh rakyat korban pembangunan Bendungan
Jatigede akan melawan sampai titik darah penghabisan;<o:p></o:p></span></li>
</ul>
<ul style="margin-top: 0cm;" type="disc">
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menolak kesimpulan hasil verifikasi dan validasi data
penduduk oleh SAMSAT Jatigede yang terkait oleh regulasi Permendagri No 15
Tahun 1975;<o:p></o:p></span></li>
</ul>
<ul style="margin-top: 0cm;" type="disc">
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l5 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menolak fasilitas rumah tipe 36 di atas lahan 400 m<sup>2</sup>
untuk relokasi, karena tidak layak dan sangatlah naif rumah tempat
berlindung dan beraktifitas disamakan dengan kandang sapi atau istal
kuda; <o:p></o:p></span></li>
</ul>
<ul style="margin-top: 0cm;" type="disc">
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo4; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menolak relokasi situs makam leluhur (Cagar Budaya), karena
akan menghilangkan sejarah dan budaya Sumedang; <o:p></o:p></span></li>
</ul>
<ul style="margin-top: 0cm;" type="disc">
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l4 level1 lfo5; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menolak tindakan diskriminatif penyelesaian konflik
agraria pembangunan Bendungan Jatigede;<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l4 level1 lfo5; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menolak semua regulasi yang telah diterapkan sejak
tahun 1982 sampai sekarang dalam proses ganti-rugi dan relokasi, karena
bertentangan dengan amanat UU No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria (UUPA) dan UU No. 20 Tahun 1961 Tentang Pencabutan
Hak-Hak Tanah Dan Benda-Benda Yang Ada Di Atasnya.<o:p></o:p></span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Demi
keadilan sosial yang seadil-adilnya, Seluruh Rakyat Korban Bendungan Jatigede
menuntut pemerintah: </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Apabila pihak pemerintah
memaksakan pembanguna Bendungan Jatigede adalah sebuah kebutuhan mendesak
untuk menciptakan kesejahteraan rakyat, maka selesaikan terlebih dahulu
konflik agrariannya sesuai dengan UUPA No. 5 Tahun 1960 UU dan UU No. 20
Tahun 1961 sebelum proses rencana pembangunan Bendungan Jatigede
dilanjutkan! <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menjalankan amanat UUPA No. 5
Tahun 1960 dan UU No. 20 Tahun 1961, yang menyangkut Land Reform dan Akses
Reform dalam Menuntaskan konflik agraria di wilayah rencana genangan Bendungan
Jatigede dari tahun 1982 sampai sekarang! <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mengkaji ulang studi Analisa
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Bendungan Jatigede dan atau
melakukan pengkajian terhadap Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH)!<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Melakukan penanganan situs
cagar budaya sesuai dengan peraturan yang berlaku! <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Usut tuntas kasus korupsi,
adili dan penjarakan para koruptor serta sita harta koruptor yang terlibat
dalam proses penyelesaian konflik agraria pembangunan Bendungan Jatigede
dari tahun 1982 sampai sekarang untuk subsidi rakyat! <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Apabila pihak pemerintah tidak
bisa menyelesaikan konflik agraria Bendungan Jatigede yang mengacu pada
amanat UUPA No. 5 tahun 1960 dan UU No. 20 tahun 1961, </span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hentikan Pembanguna Bendungan Jatigede Sekarang Juga!</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></li>
</ol>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pakualam, 22 Agustus 2013<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ALIANSI
INTELEKTUAL MUDA JATIGEDE<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><u><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">RUDI
BRATA MANGGALA<o:p></o:p></span></u></b></div>
<br />
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<div style="text-align: left;">
---------</div>
<div style="text-align: left;">
CP: Rudi Brata Manggala (082115149754 )</div>
</div>
Reforma Agrariahttp://www.blogger.com/profile/03951670218730397991noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8534080074510306116.post-31798805490059993982013-06-20T03:27:00.000+07:002013-07-02T03:37:20.058+07:00PERS RELEASE: POLDA JABAR HARUS TANGANI SERIUS PERSOALAN KEHUTANAN PADA KASUS KSO PERHUTANI DI BOGOR<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-p911a8V5Y9o/UdHoY0oWc0I/AAAAAAAAAhg/3lhzzhpCsQQ/s135/walhi-jabar.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="173" src="http://1.bp.blogspot.com/-p911a8V5Y9o/UdHoY0oWc0I/AAAAAAAAAhg/3lhzzhpCsQQ/s200/walhi-jabar.png" width="200" /></a></div>
Proses hukum atas pengaduan Walhi Jabar terkait KSO
antara Perhutani dan 12 perusahaan tambang di wilayah Kabupaten Bogor terkesan
sangat lambat. Sudah 5 bulan sejak permasalahan ini diadukan ke Polda Jabar,
namun belum nampak tindakan yang lebih konkrit dari pihak kepolisisan kendati
sudah melayangkan SP2HP sebanyak 2 kali.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
Selama ini Polda Jabar memberikan alasan karena
banyaknya pihak yang dilaporkan sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dan
mereka tidak hanya menangani laporan yang dilaporkan oleh Walhi Jabar. Menurut
kami dengan kelengkapan bukti berupa dokumen perjanjian kerjaama, surat-surat
Dinas Kehutanan dan Perhutani, bukti visual rekaman vidio dan foto serta para
saksi sudah mencukupi bukti untuk menetapkan tersangka dan kasus ini
ditindaklanjuti di tingkat kejaksaan.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
Persoalan pelanggaran UU Kehutanan Nomor 41 Tahun
1999 yang dilakukan pihak Perhutani yaitu melakukan melakukan perttambangan di
kawasan hutan tanpa izin Menteri Kehutanan sebagaimana termaktub pada:</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Pasal 38 ayat 3 yang menyebutkan: <i>“ Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan
pertambangan dilakukan melalui izin pinjam pakai oleh Menteri dengan
pertimbangan batas luas dan jangka waktu tertentu serta kelestarian lingkungan.”</i></li>
<li>Pasal 50 ayat 3 butir g menyatakan bahwa: <i>”setiap
orang dilarang melakukan kegiatan penyelidikan umum atau eksplorasi atau eksploitasi
bahan tambang di dalam kawasan hutan tanpa izin mentri kehutanan. Barang siapa
dengan sengaja melanggara ketentuan sebagaimana dimaksud diancam dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak 5.000.000.000,-
(lima milyar rupiah)."</i></li>
</ul>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
Jelas-jelas merupakan pelanggaran hukum, merugikan
Negara dan masyarakat serta berpotensi mengakibatkan bencana ekologi.
Pertambangan di wilayah Sub Das Cisadane ini berakibat pada banjir di kawasan
hilirnya seperti Tanggerang, Jakarta dan sekitarnya.</div>
<div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
Memandang bahwa proses penegakan hukum perkara ini
harus dijalankan dengan cepat, obyektif dan terbuka untuk kepentingan publik
maka kami: </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Mendesak Polda Jabar segera menetapkan tersangka
dalam perkara ini.</li>
<li>Melakukan penghentian dan penyegelan dilokasi
aktiufitas pertambangan yang saat ini masih beroperasi.</li>
<li>Memproses hukum perusahaan yang kedapatan melakukan
penambangan dalam kawasan hutan walaupun tidak masuk dalam laporan pengaduan.</li>
<li>Mendesak dilakukan gelar perkara secara terbuka
dengan melibatkan publik dan pihak yang berkepentingan segera.</li>
<li>Membawa proses hukum perkara ini ke pengadilan.</li>
<li>Mendesak Kementrian kehutanan dan, BUMN dan
Keuangan untuk pro aktif dalam menyikapi pelanggaran UU Nomor 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan dan indikasi kerugian Negara yang ditimbulkan.</li>
</ol>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
Hal lain yang menjadi kekisruhan dalam tata kelola
hutan di Jawa Barat adalah tumpang tindih kewenangan yang berpotensi
mengabaikan UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang kehutanan adalah Peraturan
Pemerintah Nomor 72 tahun 2010 tentang Perum Perhutani yang memberikan
kewenangan berlebihan serta menghilangkan fungsi pengawasan Negara atas tatakelola hutan yang berkelanjutan. Untuk itu kami mendesak pencabutan Peraturan Pemerintahan Nomor 72 tahun 2010 tentang Perhutani tersebut dan mendorong perubahan kebijakan tatakelola hutan Jawa yang adil, lestari dan berkelanjutan.</div>
<div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
</div>
Reforma Agrariahttp://www.blogger.com/profile/03951670218730397991noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8534080074510306116.post-47261691187912878732013-05-27T21:04:00.000+07:002013-06-01T04:47:03.929+07:00forum<a href="http://2.bp.blogspot.com/-mezk1hrLiiQ/UaOY0DJPKsI/AAAAAAAAAWk/LeV3MtVYHnE/s1600/forum.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="75" src="http://2.bp.blogspot.com/-mezk1hrLiiQ/UaOY0DJPKsI/AAAAAAAAAWk/LeV3MtVYHnE/s200/forum.jpg" width="200" /></a><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace; font-size: x-small;"><b><i>forum diskusi</i></b> dan <b><i>chat forum</i></b> sebagai tempat pertemuan untuk partisipasi demokrasi kerakyatan; forum diskusi dibagi menjadi sub-sub dari forum diskusi yang bermaksud pembagian kategori untuk memudahkan members<span style="color: #222222;"> dalam berinteraksi, sedangkan chat forum sebagai media komunikasi untuk mengatasi problem komunikasi langsung yang hanya untuk interaksi berdua saja artinya komunikasi langsung oleh seluruh partisipan.</span></span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><span style="color: #222222; font-size: 15px;"><br /></span></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<script src="http://v2wppg5406.embed.tal.ki/embed/1.js" type="text/javascript"></script>
<br />
<div id="v2wppg5406t4lk1prm0" style="font-size: 80%; text-align: center;">
<br /></div>
<iframe allowtransparency="true" frameborder="0" height="300" marginheight="0" marginwidth="0" scrolling="no" src="http://chatroll.com/embed/chat/u3lh?id=I-zBHFzkkiq&platform=blogger&w=$0" width="600"></iframe><br />Reforma Agrariahttp://www.blogger.com/profile/03951670218730397991noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8534080074510306116.post-6736157378405416812013-05-21T12:46:00.000+07:002013-06-09T23:01:22.211+07:00Bisnis Militer Mencari Legitimasi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-J8srYN-OjxU/UbSg3yas3vI/AAAAAAAAAfs/uusuaB5w5IA/s1600/bisnis-militer-mencari-legitamasi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://4.bp.blogspot.com/-J8srYN-OjxU/UbSg3yas3vI/AAAAAAAAAfs/uusuaB5w5IA/s400/bisnis-militer-mencari-legitamasi.jpg" width="290" /></a></div>
<br />
<div class="issuuembed" data-configid="6961607/3202876" style="height: 401px; width: 620px;">
</div>
<script async="true" src="http://e.issuu.com/embed.js" type="text/javascript"></script>Reforma Agrariahttp://www.blogger.com/profile/03951670218730397991noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8534080074510306116.post-90286199156770089992013-05-19T22:27:00.000+07:002013-06-09T20:52:18.061+07:00Nonton Bareng (nobar) Film Dokumenter dan Diskusi Lepas (ngewangkong) STN-PRM Banyuresmi. Sabtu, 18 Mei 2013<div style="text-align: right; width: 600px;">
<embed flashvars="rssFeed=http%3A%2F%2Ffeed1176.photobucket.com%2Falbums%2Fx328%2Fsumedangstnprm%2FNobar%2520dan%2520Ngewangkong%2520STN-PRM%2520Banyuresmi%2Ffeed.rss" height="350" src="http://pic2.pbsrc.com/flash/rss_slideshow.swf" type="application/x-shockwave-flash" width="600" wmode="transparent"></embed>
</div>
Reforma Agrariahttp://www.blogger.com/profile/03951670218730397991noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8534080074510306116.post-24501549805794630772013-05-05T11:26:00.004+07:002013-06-09T20:49:51.734+07:00Sekolah Ekonomi Politik Petani STN-PRM Genteng<div style="text-align: right; width: 600px;">
<embed flashvars="rssFeed=http%3A%2F%2Ffeed1176.photobucket.com%2Falbums%2Fx328%2Fsumedangstnprm%2FSekolah%2520EkoPol%2520Petani%2520STN-PRM%2520Genteng%2Ffeed.rss" height="350" src="http://pic2.pbsrc.com/flash/rss_slideshow.swf" type="application/x-shockwave-flash" width="600" wmode="transparent"></embed></div>
Reforma Agrariahttp://www.blogger.com/profile/03951670218730397991noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8534080074510306116.post-79948778185386795042013-04-16T15:08:00.000+07:002013-06-09T22:07:47.351+07:00surat kabar Reforma Agraria. Edisi April Thn. III 2013<div data-configid="6961607/3202541" style="width: 620px; height: 219px;" class="issuuembed"></div><script type="text/javascript" src="http://e.issuu.com/embed.js" async="true"></script>Reforma Agrariahttp://www.blogger.com/profile/03951670218730397991noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8534080074510306116.post-12260753411195762402013-04-15T12:03:00.000+07:002013-06-09T20:50:50.639+07:00Nonton Bareng (nobar) Film Dokumenter dan Diskusi Lepas (ngewangkong) STN-PRM Genteng. Minggu, 14 April 2013<div style="text-align: right; width: 600px;">
<embed flashvars="rssFeed=http%3A%2F%2Ffeed1176.photobucket.com%2Falbums%2Fx328%2Fsumedangstnprm%2FNobar%2520Dokumenter%2520dan%2520Ngewangkong%2520STN-PRM%2520Sumedang%2Ffeed.rss" height="350" src="http://pic2.pbsrc.com/flash/rss_slideshow.swf" type="application/x-shockwave-flash" width="600" wmode="transparent"></embed></div>
Reforma Agrariahttp://www.blogger.com/profile/03951670218730397991noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8534080074510306116.post-11266762322084462682013-04-11T21:29:00.001+07:002013-08-31T03:59:57.739+07:00SIARAN PERS KPA “SEGERA BEBASKAN PEJUANG SAMBAWA”<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8534080074510306116" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><a href="http://www.kpa.or.id/wp-content/uploads/2013/04/sambawa3.jpg" style="border-bottom-color: rgb(226, 226, 226); border-bottom-style: solid; border-width: 0px 0px 1px; clear: left; color: #2098a8; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; margin-top: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><img alt="" class="alignleft size-medium wp-image-1391" height="240" src="http://www.kpa.or.id/wp-content/uploads/2013/04/sambawa3-300x225.jpg" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.0980392) 0px 1px 4px; border: 1px solid rgb(198, 198, 198); display: block; float: left; margin: 0px 30px 25px 0px; outline: 0px; padding: 2px; vertical-align: baseline;" title="kriminalisasi terhadap masyarakat adat Sambawa" width="320" /></a><span style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px;">Pada Selasa, 9 April 2013,KPA (Ko</span><strong style="border: 0px; color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></strong><span style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px;">nsorsium Pembaruan Agraria) telah menerima laporan bahwa telah terjadi penangkapan 2 orang Masyarakat Adat Sambawa, Konawe, Sultra. Tindakan diskriminatif pemerintah dan kriminalisasi aparat kepolisian terhadap perjuangan hak-hak petani dan masyarakat adat atas tanah terus-menerus terjadi di wilayah konflik agraria.</span></div>
<a name='more'></a><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 30px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px; text-align: justify;">
Salah satu anggota KPA di Sulawesi Tenggara, Masyarakat Adat Sambadente Walandawe atau SAMBAWA tengah menghadapi tekanan dan upaya-u<strong style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></strong>paya pelemahan gerakan dan perjuangan di lapangan dari pihak aparat dan perusahaan. Hal Ini terkait dengan konflik masyarakat Sambawa , Konawe Utara, Sulawesi Tenggara dengan perusahaan tambang PT. PERTAMBANGAN BUMI<strong style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></strong> INDONESIA (PBI), dimana paska aksi pendudukan warga di lokasi PT. PBI dan Kantor Bupati sekitar Maret lalu, telah terjadi penangkapan terhadap warga Sambawa yang terlibat aksi pendudukan memperjuangkan. Setelah warga <strong style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">LINGGE Bin MANTO</strong> yang ditangkap dengan cara-cara tidak manusiawi pada 18 Maret 2013 yang lalu di rumahnya, tanpa dilengkapi surat penangkapan, kami kembali mendapat kabar dari kawan-kawan di lapangan bahwa pada Hari Selasa 9 April 2013, Pimpinan Masyarakat Adat Sambawa, <strong style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">NURJANIA GAZALI </strong>ditahan atas dasar pelaporan pihak perusahaan dengan tuduhan menggerakkan massa yang menyebabkan keresahan. Sejak aksi protes warga pun, jumlah aparat BRIMOB yang diturunkan di lokasi perusahaan tambang semakin bertambah untuk mengawal aktivitas pengapalan PT PBI.</div>
<div style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px; text-align: justify;">
Konflik yang terjadi di wilayah kelola masyarakat Sambawa akibat dari adanya kebijakan pemda yang mengeluarkan izin usaha perkebunan di tahun 2004 kpd PT. Sultra Prima Lestari (SPL), kemudian belakangan Pemda juga mengeluarkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) kepada PT. Antam, PT. Todean dan PT. PBI, yang sebagian besar wilayahnya masuk dalam wilayah kelola masyarakat SAMBAWA.</div>
<div style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px; text-align: justify;">
Atas Kejadian tersebut Kons<strong style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></strong>orsium Pembaruan Agraria (KPA) mengutuk segala bentuk kekerasan dan kriminalisasi pejuang-pejuang agraria. Seperti yang juga telah terjadi sebelumnya upaya kriminalisasi aktivis agraria makin marak, dimana baru-baru ini 3 orang aktivis Serikat Petani Sriwijaya Sumsel yaitu Anwar Sadat, Dedek Chaniago dan Kamaludin dikriminalisasi oleh aparat. Upaya kriminalisasi terhadap pejuang agraria semakin menjadi-jadi dengan ditangkapnya Lingge Bin Manto dan Nurj<strong style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></strong>ania Gazali sebagai Pimpinan Adat Sambawa karena berjuang menuntut hak-hak masyarakat adat.</div>
<div style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px; text-align: justify;">
Berdasarkan Kejadian tersebut Konsorsium Pembaruan Agraria Memohon solidaritas dari seluruh elemen, dengan memberikan tekanan dan tuntutan pembebasan warga yang ditangkap kepada Kapolres Konawe 081279371993; Wakapolda Sultra 0811688383; Humas Polda Sultra 085299099088 dan Mabes Polri.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; font-style: italic; font-weight: bold; line-height: 22px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<em style="border: 0px; color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Berikut adalah kronologis singkat kasus Sambawa: “Konflik Masyarakat Adat Sambawa Di Sulawesi Tenggara”</strong></em></div>
<br />
<div style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px; text-align: justify;">
Bahwa konflik yang terjadi diwilayah kelola masyarakat adat sambawa berawal dari adanya kebijakan pemerintah daerah setempat yang mengeluarkan kebijakan berupa izin usaha perkebunan ditahun 2004 untuk PT. Sultra Prima Lestari (SPL) dan belakangan diketahui Pemerintah setempat juga mengeluarkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) kepada PT. ANTAM, PT. TODEN dan PT. PERTAMBANGAN BUMI INDONESIA (PBI) yang ternyata sebagian besar wilayah tersebut masuk dalam lokasi wilayah kelola adat masyarakat SAMBAWA yang telah dikuasai sejak Indonesia belum merdeka. Bahwa untuk mempertahankan hak kelola masyarakat atas tanah adat SAMBAWA tersebut, masyarakat telah seringkali melakukan aksi demonstrasi dan pendudukan dilokasi tanah kelola masyarakat adat sambawa serta di kantor pemerintah dan DPRD setempat.</div>
<div style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px; text-align: justify;">
Sebagai hasil dari perjuangan masyakarat adat SAMBAWA, pada Agustus 2008, DPRD Kab. Konawe Utara membentuk PANSUS untuk melakukan pembuktian terhadap keberadaan tanah adat yang diklaim tersebut. Hasil pansus tersebut mengakui keberadaan masyarakat adat tersebut dan merekomendasikan kepada pemerintah kabupaten untuk menindaklanjuti dengan bentuk pengakuan secara legal, namun ternyata Pemerintah tidak terlalu serius menindaklanjuti rekomendasai tersebut bahkan PT. PERTAMBANGAN BUMI INDONESIA (PBI) tetap melakukan aktivitas dilokasi tanah kelola masyarakat adat SAMBAWA.</div>
<div style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px; text-align: justify;">
Bahwa akibat dari tetap beraktivitasnya PT. PERTAMBANGAN BUMI INDONESIA (PBI) membuat masyarakat pada tanggal 8 Maret 2013 kembali melakukan aksi pendudukan dilokasi PT. PBI, Alhasil dari pendudukan tersebut, PT. PBI menghentikan aktivitas dan mengeluarkan semua alat berat dari lokasi penambangan. Sempat terjadi beberapa kali penembakan peringatan dari aparat namun karena kekuatan massa solid, akhirnya beberapa aparat yang berada dilokasi penambangan mundur dan menarik diri. Pada tanggal 11 Maret 2013, masyarakat melanjutkan aksi pendudukan di kantor Bupati, menuntut legalitas pengakuan seperti yang dijanjikan. Pada tanggal yang sama pukul 19.00-selesai, pemerintah kabupaten melakukan rapat Muspida membahas Raperda pengakuan. Direncanakan aksi pendudukan akan kembali dilanjutkan di kantor DPRD Kab.Konawe Utara pada tanggal 18 Maret 2013.</div>
<div style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px; text-align: justify;">
Bahwa melihat kondisi masyarakat adat SAMBAWA yang semakin menekan membuat pemerintah dan kaum pemodal menempuh cara lain untuk melemahkan gerakan masyarakat tersebut dengan cara-cara kotor berupa terror, intimidasi dan penangkapan terhadap orang per orang . dimana Pada tanggal 18 Maret 2013, dini hari sekitar pkul 02.00 wita, seorang warga yang ikut dalam aksi pendudukan tanggal 8 maret 2013 bernama LINGGE Bin MANTO ditangkap dirumahnya (atau lebi tepatnya diculik paksa karena tidak ada surat penangkapan ataupun surat pemanggilan yang diberikan kepadanya) bahkan aparat kepolisian sempat melakukan tindakn penyiksaan dengan memukuli dan merendamnya kedalam air yang telah mereka persiapkan sebelumnya.</div>
<div style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px; text-align: justify;">
LBH Kendari akan melakukan upaya hukum baik secara non litigasi maupun litigasi. Upaya Hukum seperti melakukan protes keras kepada Pihak Kepolisian baik melalui surat maupun dengan kampanye atas tindakan penangkapan terhadap LINGGE.Selain itu LBH Kendari juga telah mendampingi untuk melaporkan pihak Kepolisian Resort Unaaha di POLDA SULTRA. Selanjutnya melakukan pendampingan di kepolisian, kejaksaan, pra-peradilan dan pengadilan.</div>
<div style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px; text-align: justify;">
Pendampingan dan pengorganisasian di lapangan dilakukan oleh WALHI Sultra, KPA dan GSM. Pengorganisasian tersebut telah dilakukan sejak Januari 2013.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; font-style: italic; line-height: 22px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<em style="border: 0px; color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">*Update kronologis dan perkembangan terkait kasus ini diterima KPA dari Sdr. Irwan F. Mende dan Sufri (Dewan Nasional KPA untuk Region Sulawesi).</em></div>
<br />
<div style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px; text-align: justify;">
Kontak dan info lebih lanjut: -Kent Yusriansyah, Koord. Bidang Penguatan Organisasi Rakyat (POR): 081331643545 ; Sufri, Anggota DN KPA Wilayah Sulawesi Bagian Selatan: 082187877847</div>
<div style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px; text-align: justify;">
---------</div>
<div style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px; text-align: justify;">
Sumber: <a href="http://www.kpa.or.id/?p=1379">http://www.kpa.or.id/?p=1379</a></div>
<div style="color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22px; text-align: justify;">
CP; <span style="background-color: white; color: #898f9c; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">081288396363 -</span> <span style="background-color: white; color: #898f9c; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Galih Andreanto (Kajian dan Kampenye Konsorsium Pembaruan Agraria).</span></div>
</div>
Reforma Agrariahttp://www.blogger.com/profile/03951670218730397991noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8534080074510306116.post-20732605335714507192013-03-31T20:32:00.000+07:002013-04-30T19:37:20.085+07:00KONFLIK PETANI DENGAN PERHUTANI (STUDI KASUS DI DESA GENTENG KECAMATAN SUKASARI KABUPATEN SUMEDANG)<div style="text-align: justify;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-IYnhKNRsZSk/UXk1MfMb2II/AAAAAAAAAIA/YOcrua9fxCw/s1600/525849_3169597169348_544833370_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="130" src="http://4.bp.blogspot.com/-IYnhKNRsZSk/UXk1MfMb2II/AAAAAAAAAIA/YOcrua9fxCw/s200/525849_3169597169348_544833370_n.jpg" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<div style="text-align: left;">
<b><i><span style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: xx-small;">*Andri Parangin-angin; Artikel penelitian Mmhasiswa Atropologi Fisip Unpad angkatan 2007</span></i></b></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b style="line-height: normal;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">ABSTRAK</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Penelitian ini mengenai konflik agraria yang terjadi antara petani
dengan Perhutani di Desa Genteng. Dalam penelitian ini dijelaskan sejarah
konflik dan proses perkembangan konflik serta faktor-faktor penyebab konflik.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kehidupan masyarakat Desa Genteng
dan bentuk-bentuk konflik yang ada di Desa Genteng. Metode penlitian ini adalah
studi kasus yang menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan
selama dua setengah bulan, yaitu mulai dari awal bulan Oktober sampai pada
akhir bulan Desember. Lokasi penelitian terletak di Desa Genteng Kecamatan
Sukasari Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Bedasarkan temuan penelitian, konflik yang terjadi diakibatkan oleh perbedaan kepentingan lahan antara petani Desa
Genteng dengan Perhutani. Petani yang menginginkan lahan Perhutani dikelola,
khususnya pengelolaan secara intensif yang dilatarbelakangi oleh motif ekonomi.
Berbeda dengan Perhutani, mereka ingin menjaga hutan agar tetap lestari demi
generasi yang akan datang. Perhutani juga tidak ingin kerusakan hutan yang ada
di Timur Manglayang semakin rusak parah karena bisa berdampak pada orang lain,
seperti banjir atau erosi tanah. Dalam masyarakat petani Desa Genteng konflik
sudah berlangsung sejak tahun 1982. Konfliknya ada yang berlangsung secara
damai dan ada juga yang berujung pada kerusuhan. Kondisi petani di Desa Genteng
kebanyakan tidak bertanah dan menggunakan alat pertanian yang sangat sederhana.
Para petani yang ada di Desa Genteng menggarap lahan Perhutani hanya untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Petani berani menggarap lahan Perhutani tidak
terlepas dari peran kelompok tani. Dalam kelompok tani sering dilakukan diskusi
sehingga pengetahuan mereka bertambah khususnya dalam politik dan hukum. Petani
malah menuntut kepada pemerintah agar landreform dijalankan. Sekarang telah
dibentuk kelompok kecil untuk mencari solusi yang terbaik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Kesimpulan dari penelitian ini adalah petani yang ada di Desa Genteng
membutuhkan tanah untuk bertani karena mereka hanya punya kamampuan bertani
untuk menyambung hidup. Perhutani juga tanggung jawab untuk menjaga hutan agar
tetap lestari. Kedua kepentingan ini menjadikan sebuah konflik antara petani
yang ada di Desa Genteng dengan Perhutani.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Kata kunci : </span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">konflik<b>,</b> landreform, kelompok
tani, faktor konflik, bentuk konflik, ekonomi petani.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">PENDAHULUAN</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Penelitian ini
adalah studi kasus sengketa lahan antara petani dan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Perhutani
yang ada di Desa Genteng, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Mayoritas mata pencaharian masyarakat Desa Genteng
adalah bertani. Layaknya seorang petani untuk meningkatkan perekonomiannya,
maka tanah sangat dibutuhkan. Begitu juga dengan petani di Desa Genteng, mereka
juga butuh tanah untuk dikelola. Bukan hanya tanah saja yang mereka butuhkan,
modal, teknologi juga mereka butuhkan.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 17.85pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Tanah adalah
aset yang paling penting dalam kehidupan masyarakat karena tanah adalah sumber
kehidupan. Dalam negara agraris tanah merupakan sumber utama dalam berproduksi
sehingga di Indonesia dalam hak kepemilikan, hak guna usaha, hak pakai, hak
sewa, hak membuka tanah, hak memungut hasil hutan dibatasi dalam undang-undang
pokok agraria</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sebagian besar petani di Indonesia adalah buruh tani
dan petani gurem atau sering disebut sebagai <i>Peasant </i>bukan <i>farmer </i>(Noertjahyo,2005:
14). <i>Peasant</i> merupakan petani yang
bercocok tanam dan berternak di daerah Pedesaan, sedangkan <i>farmer </i>merupakan pengusaha pertanian yang mengambil keuntungan dari
hasil penjualan produksinya di pasar (Wolf Eric,1985: 2). Secara ekonomi, Wolf
mengatakan, petani merupakan produsen utama kekayaan sosial dan masyarakat yang
lain hanya menduduki posisi sekunder (1985: 17)</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">. Masyarakat petani yang ada di Desa Genteng masih bercocok tanam dan
beternak dengan skala yang kecil. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sengketa tanah
yang terjadi di Desa Genteng</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">antara petani
dan Perhutani terjadi karena pendudukan lahan yang dilakukan oleh petani di
lahan Perhutani. Masyarakat yang membutuhkan tanah memanfaatkan lahan dari
Perhutani. Sementara Perhutani ingin melakukan konservasi hutan agar sumber airnya
tidak kekeringan. Musyawarah yang dilakukan belum menemukan solusi sehingga
permasalahannya telah sampai pada pemerintah Kabupaten Sumedang. Bagi
masyarakat petani Desa Genteng jaminan atas tanah tertuang dalam UU Pokok
Agraria. Undang-undang ini dibuat untuk memberikan tanah kepada masyarakat
Indonesia secara menyeluruh. Di lain pihak UU Kehutanan merupakan salah bentuk
jaminan bagi Perhutani untuk melakukan konservasi hutan. Hal ini membuat banyak
petani Desa Genteng tergusur dari tanah yang sedang dia kelola untuk menyambung
hidup. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">METODE
PENELITIAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Metode Penelitian<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Untuk menjawab pertanyaan penelitian
ini, metode pengumpulan data yang dipakai secara umum merujuk kepada bentuk
penelitian kualitatif berorientasi etnografis. Orientasi etnografis
dilaksanakan karena dirasa adanya sesuatu yang penting dalam melihat konteks
sosio-kultural yang menjembatani hubungan-hubungan antar konsep yang sekiranya
berguna untuk menjawab pertanyaan penlitian. Selain itu etnografi juga akan
membantu melihat kepemilikan tanah dalam masyarakat Genteng.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Teknik pengumpulan Data</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 11.85pt 0.0001pt 0cm; text-indent: 21.3pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Dalam
penelitian ini, data diperoleh langsung dari informan (sebagai data primer).
Teknik pengumpulan data primer adalah
observasi dan wawancara. Selain data primer, data juga diperoleh melalui
beberapa referensi buku, media-media informasi lainnya (data sekunder). Data
sekunder diperoleh dari lembaga resmi seperti Kantor Kecamatan, Kantor Desa,
Kepala Dusun. Untuk mengumpulkan data dilakukan dengan kegiatan :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin: 0cm 11.85pt 0.0001pt 36pt; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.1<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Observasi
/ pengamatan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Observasi merupakan
pengamatan terhadap fenomena yang dapat dilihat secara langsung sebagai
pelengkap data yang diperoleh. Metode pengamatan digunakan untuk memahami
gejala-gejala yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari individu yang diteliti
untuk dicocokan relevansi atau kebenarannya dengan informasi yang diperoleh
melalui wawancara. Salah satu kegunaan metode pengamatan adalah untuk
mendeskripsikan perilaku manusia, proses kerja dan gejala-gejala alam
(Sugiyono,2006:162).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Observasi yang akan
digunakan adalah observasi partisipasi. Observasi partisipasi melibatkan
keikutsertaan peneliti dengan individu yang diobservasi atau komunitas. Di
dalam observasi partisipasi hubungan antara peneliti dengan komunitas baru yang
akan diobservasi harus dibangun dengan baik agar data yang diperoleh lebih
lengkap dan tajam (Sugiyono, 2006: 162). Observasi dilakukan untuk melihat
kondisi lahan pertanian, tempat tinggal penduduk, aktivitas sehari-hari dan
gambaran umum ekonomi penduduk yang ada di Desa Genteng.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin: 0cm 11.85pt 0.0001pt 36pt; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.2<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Wawancara
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Wawancara merupakan
percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dan berlangsung antara
narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Informasi" title="Informasi"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">informasi</span></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">
dari orang yang diwawancarai melalui pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh
informan. Dalam mempersiapkan informan, ada tiga (3) hal yang harus
diperhatikan yaitu, pertama seleksi individu yang akan diwawancara, kedua
pendekatan terhadap individu yang akan diwawancara dan yang ketiga adalah
pengembangan suasana yang wawancara sehingga menimbulkan saling pengertian
antara peneliti dan yang diwawancarai (Koentjaraningrat,1977: 163) <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Dalam penelitian ini
ada 6 orang informan dan informan tersebut dibagai menjadi dua yaitu, informan
kunci dan informan utama. Informan kunci adalah individu yang bisa membuka
pintu untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti (Sugiyono,
2006). Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci adalah petani Desa
Genteng yang menggarap lahan Perhutani </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">dan s</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">ebagai informan utamanya
adalah Kepala Desa.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Selain informan tersebut ada informan ahli yang diwawancarai
untuk melangkapi data. Contohnya adalah pakar agraria dan orang-orang yang
telah lama bergerak dibidang agraria seperti KPA, LSM dan organisasi Serikat Tani
Nasional Politik Rakyat Miskin (STN-PRM). </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin: 0cm 11.85pt 0.0001pt 36pt; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.3<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Studi
kepustakaan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Studi kepustakaan diperlukan untuk memanfaatkan
data sekunder, seperti data yang berasal dari buku dan bahan tertulis lainnya
yang berhubungan dengan masalah penelitian. Studi kepustakaan ini juga untuk
mempercepat pemahaman tentang kondisi lapangan penelitian, sekaligus
mempertajam analisa, studi kepustakaan dilengkapi dengan riset data sekunder.
Sumber data sekunder masyarakat terdiri dari arsip data desa, data pemerintah,
dan bahan-bahan yang dipublikasikan lainnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">2.4<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Diskusi kelompok<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Diskusi kelompok digunakan selama penelitian.
Diskusi kelompok berfokus pada reforma agraria yang tertuang dalam
Undang-undang Pokok Agraria. Diskusi dilakukan bersama dengan masyarakat
Genteng dan para perangkat desa. Diskusi kelompok bertujuan bukan untuk
mendapatkan data pokok, melainkan untuk membangun kedekatan dengan masyarakat
yang diteliti agar tidak muncul kecurigaan saat penelitian berlangsung. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Hasil Lapangan<o:p></o:p></span></b></div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-collapse: collapse; border: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-yfti-tbllook: 1184; width: 544px;">
<tbody>
<tr style="height: 7.8pt; mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;">
<td colspan="2" style="border: solid black 1.0pt; height: 7.8pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 407.7pt;" valign="top" width="544"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Data Umum<o:p></o:p></span></b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 125.9pt;" valign="top" width="168"><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Keadaan
Sosial<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 281.8pt;" valign="top" width="376"><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Desa Genteng merupakan salah satu Desa
yang terlibat konflik dengan Perhutani yang ada di Sumedang. Jarak tempuh
Desa Genteng dari Jatinangor sekitar
45-60 menit.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Jumlah penduduk di Desa Genteng adalah
6042 jiwa. Mata pencaharian utama penduduk tersbut adalah bertani. Selain itu
ada juga yang menjadi PNS, TNI/POLRI dan berdagang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">c.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pendidikan di Desa Genteng termasuk
rendah karena yang masuk perguruan tinggi hanya 4,7%, sedangakan yang tamat
SD sebesar 77%.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">d.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kondisi pertanian di Desa Genteng
cukup beragam, yaitu tembakau, kopi, kentang, kol, terong, cabai, kacang
panjang dan jagung. Komuditas utamanya adalah tembakau. Petani yang ada di
Desa Genteng terbagi dua yaitu petani
yang bertanah dan yang tidak bertanah (buruh tani). <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 125.9pt;" valign="top" width="168"><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sistem
budaya<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-left-alt: solid black .5pt; mso-border-left-themecolor: text1; mso-border-right-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 281.8pt;" valign="top" width="376"><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Organisasi formal: <b><o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">-<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">RT/RW (Rukun Tetangga dan Rukun Warga)<b><o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">-<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Posyandu<b><o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Organisasi non-formal:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">-<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kelompok tani<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">KEBIJAKAN PERUNDANG-UNDANGAN<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> Konflik yang terjadi di Desa Genteng
merupakan tanggung jawab dari pemerintah. Dengan Sistem perundang-udangan
sekarang pemerintah pusat maupun daerah harus mengguakan asas Pancasila sebagai
landasan idiil dan UUD 45 sebagai landasan konstitusionalnya. Berdasarkan UUD
45 pasal 33 ayat 3 bahwa bumi dan air dikuasai oleh negara dan harus dikelola
untuk kemakmuran rakyat Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> Dengan demikian maka lahirlah UU PA
yang bertujuan untuk membagikan tanah kepada masyarakat petani tanpa
terkecuali. Melalui UU ini pemerintah
bisa menyelesaikan konflik yang terjadi di Desa Genteng. Selain itu ada
beberapa UU yang baru dan bisa menjadi penguat pemerintah khususnya pemerintah
daerah. Adapun UU tersebut adalah:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> </span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Undang-undang
No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Dalam
undang-undang ini pasal 10 ayat (3) yang menjadi urusan pemerintah pusat adalah
politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional
dan agama. Di luar dari yang disebutkan tadi merupakan kewenangan daerah. Ini
merupakan angin segar bahwa untuk menjalankan reforma sangat terbuka jelas
karena menyangkut potensi daerah terutama yang daerah pertanian.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Undang-undang
No.25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Pada pasal 3, koperasi bertujuan untuk
mensejahterakan anggota secara khususnya dan masyarakat pada umunya. Selain itu
koperasi juga bertujuan untuk membangun tatanan perekonomian nasional dalam
rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan pancasila dan
UUD 1945. Di dalam koperasi petani bisa meminjam modal yang memiliki bunga
rendah dan bisa membagi hasil diakhir tahun sesuai dengan pasal 45 ayat 2.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> Hal ini menghindari petani dari rentenir yang bisa
menjerat ekonomi mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;">
<b><span style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Penyelesaian Sengketa Agraria Di Desa Genteng</span></b><b><span lang="EN-US" style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Dalam penyelsaian kasus sengketa
lahan yang ada di Desa Genteng ada dua caranya, yaitu yang pertama adalah
menjalankan landreform. B</span><span style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">ila memang landreform menjadi solusi yang akan
dijalankan oleh pemerintah maka ada hal yang harus diperhatikan yaitu kondisi
hutan. Hutan yang semakin tergerus ekologinya menjadi pertimbangan utama agar
tidak terjadi banjir disaat musim hujan dan kekeringan di saat kemarau.</span><span style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Kedua adalah<span style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial;"> </span></span><span style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">petani yang ada di Desa Genteng terkhusus yang berkaitan
langsung dengan konflik bisa dialih profesikan. Selama ini masyarakat hanya
berfokus pada pertanian dan membuat kebutuhan lahan juga sangat tinggi. Dengan
pengembangan potensi yang dimiliki oleh masyarakat maka ketergantungan terhadap
lahan juga semakin berkurang sehingga konflik antara petani dengan Perhutani
dapat diselesaikan. </span><span lang="EN-US" style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span lang="EN-US" style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Kesimpulan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span lang="EN-US" style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Penelitian
tentang konflik petani dengan Perhutani 2012 merupakan salah bagian konflik
agraria yang ada di tanah air. Konflik ini menunujukkan kepada kita bahwa
selama ini kehidupan petani sangat terpinggirkan dan tidak mendapatkan dari
permerintah. Penelitian ini menggambarkan hubungan antara petani dengan lembaga
Perhutani yang memiliki kepentingan terhadap hutan. Di sisi lain peran
organisasi juga sangat memberikan pengaruh yang sangat besar dalam memberikan
pencerdasan politik. Hasilnya petani memiliki keberanian untuk menuntut
pemerintah agar tanah dibagikan kepada rakyat sesuai yang tertuang dalam UU PA
dan Perpu No.56 tahun 1960. Adanya pengetahuan baru yang berasal dari
organisasi membuat petani merasa punya landasan hukum untuk menuntut haknya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Tanah yang dikelola oleh petani
merupakan kawasan hutan yang dikuasai oleh Perhutani. Permasalahan muncul
ketika Perhutani melarang masyarakat untuk bercocok tanam di area tersebut.
Bagi Perhutani kawasan tersebut tidak boleh lagi ditanami karena sudah menjadi
hutan lindung, tetapi disisi lain masyarakat harus tetap bertahan hidup dengan
cara bertani. Pihak Perhutani tetap bertahan karena alasan ekologi hutan yang
harus tetap dijaga. Perhutani takut bila hutan dikelola secara intensif akan
membuat kerusakan hutan semakin parah. Akibatnya pada saat musim kemarau air
bisa habis dan pada musim hujan bisa mengakibatkan banjir. Permasalahan ini
akhirnya muncul kepermukaan saat masyarakat petani melakukan aksi demontrasi
kepemda Sumedang. Masyarakat yang telah terorganisir mendatangi kantor bupati
dan menuntut pemerintah agar menjalankan landreform. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Kelompok tani memberikan sebuah harapan
baru kepada petani, terutama mereka yang tidak punya tanah. Mereka menuntut
supaya agenda reforma agraria dijalankan karena ada keinginan kehidupan yang
lebih baik lagi. Kehidupan yang selama ini sudah sangat jauh dari harapan ingin
diubah dengan adanya UU PA dan Perpu No.56 tahun 1960 yang mereka dapatkan dari
organisasi tani. Di organisasi mereka dapatkan cara-cara untuk melakukan aksi,
menulis dan bermusyawarah. Coser mengatakan konflik akan membuat solidaritas
kelompok akan semakin meningkat. Pada kenyataannya para petani brsatu melawan
pemerintah karena hak mereka sebagai warga negara tidak diberikan. Petani
seharunya mendapatkan tanah sesuai yang diatur dalam UU PA dan Perpu No.56
tahun 1960 malah tergusur tanpa ada alokasi yang jelas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 35.45pt; text-indent: -14.15pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Bachriadi, Dianto dan Lucas, Anton, 2001. Merampas
Tanah Rakyat, <i>Kasus Tapos dan
Cimacan. </i>Kepustakaan Populer
Gramedia (KPG), Jakarta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 35.45pt; text-indent: -14.15pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Coser, Lewis A. 1957. “Social Conflict and The
Theory Of Social Change, dalam The British Journal Of Sociology, Vol.8.
No.3,pp:197-207.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 35.45pt; text-indent: -14.15pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Dahrendrof,
Ralf, penerjemah, Mandan, Ali. 1986. Konflik dan Konflik Dalam Masyarakat
Industri. Rajawali Press, Jakarta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 35.45pt; text-indent: -14.15pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Fauzi,
Noer. 2003. Bersaksi Untuk Pembaharuan Agraria. Insist Press Printing,
Yogyakarta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Geertz, Clifford. 1983. Involusi Pertanian, <i>proses perubahan ekologi di Indonesia.</i>
Bhratara Karya Aksara, Jakarta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 21.3pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Ihromi, T.O.
1984. Antropologi dan Hukum, PT Midas Surya Grafindo, Jakarta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Klinken,
G. Van. 2007. Perang Kota Kecil, <i>Kekerasan
Komunal dan Demokratisasi di Indonesia. </i>Yayasan Obor Indonesia dan KITLV,
Jakarta.<i> <o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Koentjaraningrat,
1977. Metode-metode Penelitian Masyarakat. PT Gramedia, Jakarta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Mubyarto,
1983. Politik Pertanian dan Pembangunan Pedesaan. Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Mulyanto,
Dede. 2011. Antropologi Marx, <i>Karl Marx
Tentang Masyaraka dan Kbudayaan.</i> Ultimus, Bandung.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Napiri,
Yusup dkk. 2006. Reforma Agraria:Kepastian Yang Harus Dijaga. Koalisi rakyat
untuk kedaulatan pangan (KRKP), Bogor.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Noertjahyo,
JA. 2005. Dari Ladang Sampai Kabinet,<i>menggugat
nasib petani.</i> Buku Kompas, jakarta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Peluso,
Nancy Lee. 1992. <i>Rich Forerest, Poor
People. Resource control and resistance in java. </i>The Regents Of The
University Of California.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Santoso,
Slamet. 2004. Dinamika Kelompok. Bumi Aksara, jl. Sawo Raya, Jakarta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Soekarno,
1986. Amanat Proklamasi III 1956-1960. Inti Idayu Press dan Yayasan pendidikan
Soekarno.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Sugiyono,
2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Suyanto,
Bagong. 2011. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Prenada
Media. Jakarta Timur. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Wiradi,
Gunawan. 2000. Reforma Agraria, <i>Perjalanan
Yang Belum Berakhir.</i> Insist Press Printing, Yoyakarta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 21.3pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Wolf, Eric.
2004. Perang petani. Insist Press Printing, Yogyakarta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-indent: -21.25pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Wolf,
Eric. 1983. <i>Petani, suatu Tinjauan
Antropolgis.</i> CV. Rajawali, jl. Pelepah Hijau, Kelapa Gading, Jakarta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
</div>
</div>
Reforma Agrariahttp://www.blogger.com/profile/03951670218730397991noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8534080074510306116.post-38779215865966071602013-03-31T00:58:00.000+07:002013-07-04T20:32:12.446+07:00Rapat Akbar Sekber Buruh. Minggu, 24 Maret 2013<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="400" src="//www.youtube.com/embed/2eSQxyX0fKQ" width="620"></iframe>Reforma Agrariahttp://www.blogger.com/profile/03951670218730397991noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8534080074510306116.post-13341929475213537662013-01-03T15:00:00.003+07:002013-07-02T03:52:14.541+07:00Hutan Jawa Layak Dikelola Rakyat<div>
<object style="height: 300px; width: 620px;"><param name="movie" value="http://static.issuu.com/webembed/viewers/style1/v2/IssuuReader.swf?mode=mini&backgroundColor=%23222222&documentId=121208160007-d4059d58f17f425cb297d7bc6582e328" /><param name="allowfullscreen" value="true"/><param name="menu" value="false"/><param name="wmode" value="transparent"/><embed src="http://static.issuu.com/webembed/viewers/style1/v2/IssuuReader.swf" type="application/x-shockwave-flash" allowfullscreen="true" menu="false" wmode="transparent" style="width:620px;height:300px" flashvars="mode=mini&backgroundColor=%23222222&documentId=121208160007-d4059d58f17f425cb297d7bc6582e328" /></object><br />
<div style="text-align: left; width: 620px;">
<a href="http://issuu.com/search?q=education" target="_blank"><br /></a></div>
</div>
Reforma Agrariahttp://www.blogger.com/profile/03951670218730397991noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8534080074510306116.post-63228139940404351482012-12-22T00:44:00.001+07:002013-06-09T20:55:01.737+07:00Sekolah Ekonomi Politik Petani, STN-PRM Desa Kadakajaya<div style="text-align: right; width: 600px;">
<div style="text-align: center;">
<embed flashvars="rssFeed=http%3A%2F%2Ffeed1176.photobucket.com%2Falbums%2Fx328%2Fsumedangstnprm%2FSEPoKaT%2Ffeed.rss" height="350" src="http://pic2.pbsrc.com/flash/rss_slideshow.swf" type="application/x-shockwave-flash" width="600" wmode="transparent"></embed><br /></div>
</div>
Reforma Agrariahttp://www.blogger.com/profile/03951670218730397991noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8534080074510306116.post-39576058336182902602012-12-10T15:42:00.000+07:002013-06-09T22:10:52.892+07:00surat kabar Reforma Agraria Edisi Desember Thn. II 2011<div data-configid="6961607/3202563" style="width: 620px; height: 219px;" class="issuuembed"></div><script type="text/javascript" src="http://e.issuu.com/embed.js" async="true"></script>Reforma Agrariahttp://www.blogger.com/profile/03951670218730397991noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8534080074510306116.post-78201272462133131922012-12-10T13:24:00.000+07:002013-06-12T13:33:40.339+07:00Tahun yang Tak Pernah Berakhir Memahami Pergolakan 1965<div data-configid="6961607/3323902" style="width: 620px; height: 440px;" class="issuuembed"></div><script type="text/javascript" src="http://e.issuu.com/embed.js" async="true"></script>Reforma Agrariahttp://www.blogger.com/profile/03951670218730397991noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8534080074510306116.post-20736122009556970032012-11-29T16:57:00.000+07:002012-12-24T19:18:09.030+07:00Berikan tekanan kepada PT Medco, Pertamina, Kepolisian Morowali dan bantuan kepada Abul.<span style="color: #5b5b5b; font-family: Courier, 'Courier New', monospace; font-size: 14px; line-height: 20px;">To: </span><span style="color: #5b5b5b; font-family: Courier, 'Courier New', monospace; font-size: 14px; line-height: 20px;">Masyarakat, DPR, Pemerintah, Kementerian Kesehatan, NGO's </span><br />
<div class="targets bottom-margin-2" style="border: 0px; color: #5b5b5b; font: inherit; line-height: 20px; margin: 0px 0px 30px; padding: 0px; top: auto; vertical-align: baseline;">
<div style="font-family: Courier, 'Courier New', monospace; font-size: 14px;">
<span style="font-family: Courier, 'Courier New', monospace; font-size: 14px;">Kepada Masyarakat, NGO, DPR: </span><br />
<br />
Berikan tekanan kepada PT Medco, Pertamina, Kepolisian Morowali dan bantuan kepada Abul.<br />
<br />
Sincerely,</div>
<div style="font-family: Courier, 'Courier New', monospace; font-size: 14px;">
[Your name]<br />
<a name='more'></a><br />
---------<br />
<span style="font-family: inherit;">Berikan tekanan kepada PT Medco, Pertamina, Kepolisian Morowali dan bantuan kepada Abul</span><span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 22px;"> </span><a href="http://www.change.org/petitions/berikan-tekanan-kepada-pt-medco-pertamina-kepolisian-morowali-dan-bantuan-kepada-abul?utm_campaign=friend_inviter_modal&utm_medium=facebook&utm_source=share_petition&utm_term=17225251" style="font-family: inherit; line-height: 22px;">Klik di sini</a></div>
</div>
Reforma Agrariahttp://www.blogger.com/profile/03951670218730397991noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8534080074510306116.post-66317979628316559332012-11-17T23:44:00.005+07:002013-06-09T20:56:35.542+07:00Bedah Buku: Muslihat Kapitalis Global. Rabu, 7 November 2012<div style="text-align: right; width: 600px;">
<embed flashvars="rssFeed=http%3A%2F%2Ffeed1176.photobucket.com%2Falbums%2Fx328%2Fsumedangstnprm%2FBedah%2520Buku%2520Muslihat%2520Kapitalis%2520Global%2Ffeed.rss" height="350" src="http://pic2.pbsrc.com/flash/rss_slideshow.swf" type="application/x-shockwave-flash" width="600" wmode="transparent"></embed></div>
Reforma Agrariahttp://www.blogger.com/profile/03951670218730397991noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8534080074510306116.post-51853696656954038302012-11-03T13:00:00.000+07:002013-05-26T19:13:36.393+07:00KRONOLOGIS INSIDEN PENGEROYOKAN PETUGAS PERHUTANI KEPADA PETANI INDRAMAYU<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-sLQJTjYCDtk/UaH660DY69I/AAAAAAAAAOk/ZulotfllRCE/s1600/STI.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="129" src="http://2.bp.blogspot.com/-sLQJTjYCDtk/UaH660DY69I/AAAAAAAAAOk/ZulotfllRCE/s200/STI.jpg" width="200" /></a></div>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;">Masyarakat /petani memulai pendudukan dan penggarapan tanah (yang
kini diclaim sebagai Hutan) di sekitar curah jero Desa cikawung Kec.Trisi dan Tegal Biting Desa Mekar Jaya Kec.Gantar pada
tahun 1962, setelah terusirnya DI /TII dari tanah Indramayu.<a name='more'></a></span></li>
</ul>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;">Masyarakat memulai kehidupan ditanah – tanah itu setelah terjadinya
tragedi pengusiran terhadap tentara DI /TII yang lebih dikenal dengan sebutan
tragedy </span><b style="line-height: 150%;">“Pagar betis</b><span style="line-height: 150%;">” yang dilakukan
oleh masyarakat setempat dan ABRI (TNI). Kemudian resmilah para masyarakat
mulai menduduki dan menggarap lahan pada tahun 1963. Tepat di tahun itu
masyarakat setempat mulai menggarap dan bercocok tanam di lahan- lahan.</span></li>
</ul>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;">Kemudian Tepatnya sekitar pada tahun
1972 - 1973 perum perhutani secara resmi datang ke Indramayu, kedatangan
perum perhutani ke tanah Indramayu, masyarakat setempat yang bercocok tanam dan
yang lebih dulu menduduki lahan garapan merasa terusik karena banyak oknum-
oknum tertentu yang seringkali merebut lahan garapan warga setempat secara
paksa dengan alasan wewenang mau menghutankan.</span></li>
</ul>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;">Kedatangan perum Perhutani ke wilayah indramayu tidak serta merta
hanya menjaga tanaman jati yang sudah dulu ditanam oleh rakyat tani yang
bekerja sama dengan Kementrian kehutanan diera tahun 50 an , akan tetapi
kedatangan mereka ingin menduduki lahan garapan para petani setempat (Padi,Palawija,dll)
untuk melanjutkan kembali program penanaman pohon jati di Indramayu (perluasan).</span></li>
</ul>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;">Merasa lahan garapanya tidak bisa ditanami lagi akibat pohon jati
yang ditanam dimana-mana Kemudian masyarakat terusir dari lahan garapan yang
sudah bertahun-tahun mereka garap.</span></li>
</ul>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;">Setelah kedatangan perum PERHUTANI di alas(HUtan) Indramayu. Yang
melakukan penanaman pohon jati di lahan-lahan garapan warga. Kemudian, tepatnyA
pada </span><b style="line-height: 150%;">tahun 1990</b><span style="line-height: 150%;">, pihak perum
PERHUTANI mulai menebang habis seisi hutan . dalam istilah warga setempat lebih
dikenal dengan sebutan </span><i style="line-height: 150%;">memanen</i><span style="line-height: 150%;">.
Seluruh isi hutan ditebang , pada era sekarang mungkin kita bisa sebut dengan
eksploitasi hutan. Sehingga hutan menjadi gundul dan terjadi penebangan hutan dimana-mana.</span></li>
</ul>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;">Setelah adanya penebangan hutan jati secara besar-besaran oleh pihak
perum, kawasan hutan menjadi tandus, di sana- sini hanya di tumbuhi semak
belukar karena tidak adanya pepohonan yang tumbuh dikarenakan tanah yang pernah
digunakan sebagai lahan jati tersebut sudah tidak subur. Melihat kondisi
demikian Kemudian warga setempat mulai bebondong-bondong mendatangi kawasan
hutan guna untuk membabat alas (semak belukar ) dan memulai penggarapan lahan
untuk bercocok tanam seperti sedia kala.</span></li>
</ul>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;">Akan tetapi, semua itu diluar dugaan para petani, karena tanah yang
mereka duduki dan yang mereka garap ternyata telah tandus dan tidak produktif
lagi untuk ditanami jenis tanaman padi. Akhirnya para petani secara serempak
mengurungkan niat mereka untuk terus bertahan di lahan garapan mereka yang
tandus. Mereka kembali ke Desa masing- masing (yang terletak tidak jauh) dan
meninggalkan lahan garapan mereka.</span></li>
</ul>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;">Karena terdesaknya kehidupan petani dan keinginan untuk lebih
memperbaiki tingkat perekonomian, petani ingin kembali menggarap lahan
tersebut. Sekitar bulan Agusutus 2012 kemarin Masyarakat tani datang kembali di
lahan garapan yang mereka tinggal, kemudian para petani secara serempak
mencanangkan program penanaman karet karena melihat situasi dan kondisi tanah
yang sudah tandus dan mereka beranggapan karet merupakan salah satu jenis
tanaman yang cocok untuk ditanam dilahan tersebut. Ini juga berdasarkan
banyaknya petani yang berpengalaman mengelola Karet waktu transmigrasi.</span></li>
</ul>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;"> Adanya isu yang beredar di
masyarakat setempat, tentang pemanfaatan lahan oleh masyarakat tani yang
mencanangkan program penanaman pohon karet,
pihak perum secara resmi dan tegas menolak penggarapan lahan oleh
masyarakat tani, dengan alasan tanah tersebut sudah secara resmi telah
disewakan kepada pengusaha besar dari kota Bekasi untuk di tanami pohon Singkong.</span></li>
</ul>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;">Kemudian setiap hari terjadilah
konflik – konflik dilapangan antara petani dan petugas perhutani.</span></li>
</ul>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;">Puncak sengketa tersebut terjadi ketika sekelompok petani hendak
menggarap lahan yang kiranya akan dipersiapkan untuk karet, puluhan petugas
perhutani baik dari Mandor, Asper, Mantri didampingi oleh satu orang polisi
yang berasal dari POLDA JABAR yang bernama WIKARTA, tiba-tiba mendatangi petani
yang sedang mengelola lahan sehingga adu mulutpun tak sempat untuk dihindari.
Kejadian ini terjadi kemarin waktu hari Kamis Tanggal 1 November 2012 pukul
10.00 WIB.</span></li>
</ul>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;">Rombongan petugas perhutani tersebut, memaki – maki ,membentak
sambil mengancam kepada 7 orang petani. Banyak diantara Mandor perhutani yang
menantang untuk berkelahi, sementara Asper dan Mantri (pejabat perhutani)
menghina-hina petani tersebut sebagai orang miskin yang tidak punya modal tapi
pengen menanam lahan Negara.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;">Merasa petani kalah jumlah karna pas waktu itu petani berjumlah 7 Orang
(2 diantaranya wanita) sedang petugas perhutani 50 orangan, petanipun hendak
meninggalkan lokasi tersebut demi
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.</span></li>
</ul>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;">Belum sempat petani meninggalkan tempat, petugas perhutani yang
berjumlah puluhan tersebut langsung merusak beberapa gubuk yang baru dibikin
oleh petani, merasa gubuknya dirusak salah seorang petani yang bernama HIU
CAHYONO ( 20 ) tahun langsung mengambil gambar gubuk yang telah dirusak dengan
sebuah kamera HP, belum sempat mengambil gambar tiba-tiba dari arah belakang ia
langsung dijatuhkan oleh salah satu petugas perhutani (mandor Rudi), seketika
itu juga puluhan petugas perhutani langsung mengeroyoknya secara membabi buta,
ketika pengeroyokan ayah (DULMUIN) dari korban sempat menolong anaknya tapi
ujung-ujungnya iapun menjadi sasaran pengeroyokan oleh petugas perhutani.</span></li>
</ul>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;">Menurut kesaksian, 2 petani tersebut dikeroyok sekitar 40 orang
dengan pukulan yang bertubi-tubi, tendangan sepatu bot, pukulan dengan helm,
dijatuhi dengan dongkalan (tanah besar yang keras) sementara petani yang lain
di pegang oleh mandor agar tidak dapat membantu temanya yang dikeroyok. Dan
seorang Polisi yang dari POLDA JABAR itu tidak beruat apa –a apa , hanya
menyaksikan kekejaman yang dilakukan beramai – ramai .</span></li>
</ul>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;">Barulah ketika 2 orang petani itu tidak berdaya, bahkan Hiu Cahyono
(GOYUL) sempat pingsan. Polisi polda, asper, mantri melerai untuk menghentikan
penganiayaan.Dan petani yang lain yang dipegangi , dilepaskan untuk menolong
Gayul dan Muin yang digebugi.</span></li>
</ul>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;">Setelah Peristiwa ini, rombongan perhutani menuju arah selatan
(mungkin hendak pulang ke kantor Asper perhutani di Bantaruni – Gantar). Sampai
di daerah Tegal sapi - Sanca, mereka merusak dan merobohkan Gubuk petani milik
Bapak Rawuh dan Bapak Acum. Saat itu petani yang sedang berada di situ jumlahnya
sangat sedikit, sehingga hanya diam tidak melakukan perlawanan apa-apa. Petugas
perhutani itu mengancam – ngancam petani yang hadir, dan memukul petani yang
bernama Bapak Acong dibagian kepala.</span></li>
</ul>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;">Peristiwa pengeroyokan dan pengrusakan tersebut langsung direspon
oleh petani yang lain untuk segera dilaporkan di POLRES Indramayu demi mencegah
kejadian serupa terulang kembali. Dengan ditemani beberapa mahasiswa dari PMII
yang selama ini menjadi pendamping petani di Indramayu akhirnya mereka
melaporkan ke Polres Indramayu.</span></li>
</ul>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;">Peristiwa ini kemudian memicu kemarahan bagi petani yang lain,
terlebih yang menjadi korban pengeroyokan adalah anggota Serikat Tani Indramayu
(STI) dimana ribuan petani bergabung didalamnya.</span></li>
</ul>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;">Besoknya hari Jumat, tanggal 2 Nopember 2012 ribuan Petani dari
sekitar 6 Kecamatan tumpah ruah dilokasi pengroyokan. Mereka menduduki lahan
sambil terus melanjutkan penggarapan dan menolak lahan itu diberikan perhutani
kepada perusahaan Singkong dari Bekasi. Sementara ribuan massa yang lain,Dengan
kemarahan mereka hendak mendatangi kantor Asper perhutani di bantaruni dan
mencari pelaku pengroyokan. Namun karena dihadang aparat gabungan POlres dan
Kodim Indramayu akhirnya sempat terjadi ketegangan. Namun setelah negosiasi
pimpinan STI dan Kepolisian, massa kembali ke lahan dan mengurungkan
penyerbuan.</span></li>
</ul>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;">Malam harinya ,tanggal 2 Nopember saudara Goyul (korban pengroyokan)
di bawa ke Rumah Sakit MA Sentot – Patrol – Indramayu. Karena luka yang
diderita semakin parah dan setelah mendatangkan Dokter, menyarankan untuk
dibawa ke Rumah Sakit. Hingga saat ini korban masih di rawat di Rumah Sakit.</span></li>
</ul>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;">Sampai hari ini petani masih menggarap lahan mereka yang akan
direbut oleh perusahaan singkong dari Bekasi. Mereka terus berjaga – jaga.</span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
---------</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #343434; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 10px; line-height: 15px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #f6f6f6; color: #343434; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 7.5pt; line-height: 150%;">mohammadsuhendrik@gmail.com</span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Reforma Agrariahttp://www.blogger.com/profile/03951670218730397991noreply@blogger.com1