Headlines News :
Home » » KRONOLOGIS INSIDEN PENGEROYOKAN PETUGAS PERHUTANI KEPADA PETANI INDRAMAYU

KRONOLOGIS INSIDEN PENGEROYOKAN PETUGAS PERHUTANI KEPADA PETANI INDRAMAYU

Written By Reforma Agraria on Sabtu, 03 November 2012 | 13.00

  • Masyarakat /petani memulai pendudukan dan penggarapan tanah (yang kini diclaim sebagai Hutan) di sekitar curah jero Desa cikawung Kec.Trisi  dan Tegal Biting Desa Mekar Jaya Kec.Gantar pada tahun 1962, setelah terusirnya DI /TII dari tanah Indramayu.
  • Masyarakat memulai kehidupan ditanah – tanah itu setelah terjadinya tragedi pengusiran terhadap tentara DI /TII yang lebih dikenal dengan sebutan tragedy “Pagar betis” yang dilakukan oleh masyarakat setempat dan ABRI (TNI). Kemudian resmilah para masyarakat mulai menduduki dan menggarap lahan pada tahun 1963. Tepat di tahun itu masyarakat setempat mulai menggarap dan bercocok tanam di lahan- lahan.
  • Kemudian Tepatnya sekitar pada tahun  1972 - 1973 perum perhutani secara resmi datang ke Indramayu, kedatangan perum perhutani ke tanah Indramayu, masyarakat setempat yang bercocok tanam dan yang lebih dulu menduduki lahan garapan merasa terusik karena banyak oknum- oknum tertentu yang seringkali merebut lahan garapan warga setempat secara paksa dengan alasan wewenang mau menghutankan.
  • Kedatangan perum Perhutani ke wilayah indramayu tidak serta merta hanya menjaga tanaman jati yang sudah dulu ditanam oleh rakyat tani yang bekerja sama dengan Kementrian kehutanan diera tahun 50 an , akan tetapi kedatangan mereka ingin menduduki lahan garapan para petani setempat (Padi,Palawija,dll) untuk melanjutkan kembali program penanaman pohon jati di Indramayu (perluasan).
  • Merasa lahan garapanya tidak bisa ditanami lagi akibat pohon jati yang ditanam dimana-mana Kemudian masyarakat terusir dari lahan garapan yang sudah bertahun-tahun mereka garap.
  • Setelah kedatangan perum PERHUTANI di alas(HUtan) Indramayu. Yang melakukan penanaman pohon jati di lahan-lahan garapan warga. Kemudian, tepatnyA pada tahun 1990, pihak perum PERHUTANI mulai menebang habis seisi hutan . dalam istilah warga setempat lebih dikenal dengan sebutan memanen. Seluruh isi hutan ditebang , pada era sekarang mungkin kita bisa sebut dengan eksploitasi hutan. Sehingga hutan menjadi gundul dan terjadi penebangan hutan dimana-mana.
  • Setelah adanya penebangan hutan jati secara besar-besaran oleh pihak perum, kawasan hutan menjadi tandus, di sana- sini hanya di tumbuhi semak belukar karena tidak adanya pepohonan yang tumbuh dikarenakan tanah yang pernah digunakan sebagai lahan jati tersebut sudah tidak subur. Melihat kondisi demikian Kemudian warga setempat mulai bebondong-bondong mendatangi kawasan hutan guna untuk membabat alas (semak belukar ) dan memulai penggarapan lahan untuk bercocok tanam seperti sedia kala.
  • Akan tetapi, semua itu diluar dugaan para petani, karena tanah yang mereka duduki dan yang mereka garap ternyata telah tandus dan tidak produktif lagi untuk ditanami jenis tanaman padi. Akhirnya para petani secara serempak mengurungkan niat mereka untuk terus bertahan di lahan garapan mereka yang tandus. Mereka kembali ke Desa masing- masing (yang terletak tidak jauh) dan meninggalkan lahan garapan mereka.
  • Karena terdesaknya kehidupan petani dan keinginan untuk lebih memperbaiki tingkat perekonomian, petani ingin kembali menggarap lahan tersebut. Sekitar bulan Agusutus 2012 kemarin Masyarakat tani datang kembali di lahan garapan yang mereka tinggal, kemudian para petani secara serempak mencanangkan program penanaman karet karena melihat situasi dan kondisi tanah yang sudah tandus dan mereka beranggapan karet merupakan salah satu jenis tanaman yang cocok untuk ditanam dilahan tersebut. Ini juga berdasarkan banyaknya petani yang berpengalaman mengelola Karet waktu transmigrasi.
  •  Adanya isu yang beredar di masyarakat setempat, tentang pemanfaatan lahan oleh masyarakat tani yang mencanangkan program penanaman pohon karet,  pihak perum secara resmi dan tegas menolak penggarapan lahan oleh masyarakat tani, dengan alasan tanah tersebut sudah secara resmi telah disewakan kepada pengusaha besar dari kota Bekasi untuk di tanami pohon Singkong.
  • Kemudian setiap hari terjadilah  konflik – konflik dilapangan antara petani dan petugas perhutani.
  • Puncak sengketa tersebut terjadi ketika sekelompok petani hendak menggarap lahan yang kiranya akan dipersiapkan untuk karet, puluhan petugas perhutani baik dari Mandor, Asper, Mantri didampingi oleh satu orang polisi yang berasal dari POLDA JABAR yang bernama WIKARTA, tiba-tiba mendatangi petani yang sedang mengelola lahan sehingga adu mulutpun tak sempat untuk dihindari. Kejadian ini terjadi kemarin waktu hari Kamis Tanggal 1 November 2012 pukul 10.00 WIB.
  • Rombongan petugas perhutani tersebut, memaki – maki ,membentak sambil mengancam kepada 7 orang petani. Banyak diantara Mandor perhutani yang menantang untuk berkelahi, sementara Asper dan Mantri (pejabat perhutani) menghina-hina petani tersebut sebagai orang miskin yang tidak punya modal tapi pengen menanam lahan Negara.
  • Merasa petani kalah jumlah karna pas waktu itu petani berjumlah 7 Orang (2 diantaranya wanita) sedang petugas perhutani 50 orangan, petanipun hendak meninggalkan lokasi tersebut  demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
  • Belum sempat petani meninggalkan tempat, petugas perhutani yang berjumlah puluhan tersebut langsung merusak beberapa gubuk yang baru dibikin oleh petani, merasa gubuknya dirusak salah seorang petani yang bernama HIU CAHYONO ( 20 ) tahun langsung mengambil gambar gubuk yang telah dirusak dengan sebuah kamera HP, belum sempat mengambil gambar tiba-tiba dari arah belakang ia langsung dijatuhkan oleh salah satu petugas perhutani (mandor Rudi), seketika itu juga puluhan petugas perhutani langsung mengeroyoknya secara membabi buta, ketika pengeroyokan ayah (DULMUIN) dari korban sempat menolong anaknya tapi ujung-ujungnya iapun menjadi sasaran pengeroyokan oleh  petugas perhutani.
  • Menurut kesaksian, 2 petani tersebut dikeroyok sekitar 40 orang dengan pukulan yang bertubi-tubi, tendangan sepatu bot, pukulan dengan helm, dijatuhi dengan dongkalan (tanah besar yang keras) sementara petani yang lain di pegang oleh mandor agar tidak dapat membantu temanya yang dikeroyok. Dan seorang Polisi yang dari POLDA JABAR itu tidak beruat apa –a apa , hanya menyaksikan kekejaman yang dilakukan beramai – ramai .
  • Barulah ketika 2 orang petani itu tidak berdaya, bahkan Hiu Cahyono (GOYUL) sempat pingsan. Polisi polda, asper, mantri melerai untuk menghentikan penganiayaan.Dan petani yang lain yang dipegangi , dilepaskan untuk menolong Gayul dan Muin yang digebugi.
  • Setelah Peristiwa ini, rombongan perhutani menuju arah selatan (mungkin hendak pulang ke kantor Asper perhutani di Bantaruni – Gantar). Sampai di daerah Tegal sapi - Sanca, mereka merusak dan merobohkan Gubuk petani milik Bapak Rawuh dan Bapak Acum. Saat itu petani yang sedang berada di situ jumlahnya sangat sedikit, sehingga hanya diam tidak melakukan perlawanan apa-apa. Petugas perhutani itu mengancam – ngancam petani yang hadir, dan memukul petani yang bernama Bapak Acong dibagian kepala.
  • Peristiwa pengeroyokan dan pengrusakan tersebut langsung direspon oleh petani yang lain untuk segera dilaporkan di POLRES Indramayu demi mencegah kejadian serupa terulang kembali. Dengan ditemani beberapa mahasiswa dari PMII yang selama ini menjadi pendamping petani di Indramayu akhirnya mereka melaporkan ke Polres Indramayu.
  • Peristiwa ini kemudian memicu kemarahan bagi petani yang lain, terlebih yang menjadi korban pengeroyokan adalah anggota Serikat Tani Indramayu (STI) dimana ribuan petani bergabung didalamnya.
  • Besoknya hari Jumat, tanggal 2 Nopember 2012 ribuan Petani dari sekitar 6 Kecamatan tumpah ruah dilokasi pengroyokan. Mereka menduduki lahan sambil terus melanjutkan penggarapan dan menolak lahan itu diberikan perhutani kepada perusahaan Singkong dari Bekasi. Sementara ribuan massa yang lain,Dengan kemarahan mereka hendak mendatangi kantor Asper perhutani di bantaruni dan mencari pelaku pengroyokan. Namun karena dihadang aparat gabungan POlres dan Kodim Indramayu akhirnya sempat terjadi ketegangan. Namun setelah negosiasi pimpinan STI dan Kepolisian, massa kembali ke lahan dan mengurungkan penyerbuan.
  • Malam harinya ,tanggal 2 Nopember saudara Goyul (korban pengroyokan) di bawa ke Rumah Sakit MA Sentot – Patrol – Indramayu. Karena luka yang diderita semakin parah dan setelah mendatangkan Dokter, menyarankan untuk dibawa ke Rumah Sakit. Hingga saat ini korban masih di rawat di Rumah Sakit.
  • Sampai hari ini petani masih menggarap lahan mereka yang akan direbut oleh perusahaan singkong dari Bekasi. Mereka terus berjaga – jaga.
---------

mohammadsuhendrik@gmail.com


Share this post :

+ komentar + 1 komentar

Anonim
30 Juli 2013 pukul 15.30

waduh ternyata sere juga yah aparat yang begitu kuat dan terlatih fisiknya digunakan untuk mengkroyok para petani sungguh ironi sekali gan !
tapi makasih sudah disampaikan sangat menarik sekali infonya jangan lupa juga simak berita dari kami yaitu :
obat alami penyakit stroke
obat alami penyakit sinusitis
obat sakit kepala untuk wanita hamil

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Reforma Agraria - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger